Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri amur 1650. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri amur 1650. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Agustus 2015

Akhirnya Kapal Selam Amur Dibeli Juga

Kapal Selam Amur 1650 Kapal Selam Amur 1650
-Malaysia juga berminat terhadap kapal selam Amur-1650 buatan Rusia ini-
Maroko dan Rusia dikabarkan telah mendekati kesepakatan penjualan kapal selam Amur-1650 (proyek 677E). Kapal selam yang dikenal super senyap ini akan menjadi kapal selam pertama yang dimiliki negara kerajaan itu, ungkap laporan World Tribune.
Ria Novosti hari Sabtu 22 Agustus 2015 melaporkan kontrak diharapkan akan ditandatangani ketika kunjungan Raja Mohammed VI ke Moskow akhir tahun ini. Kedua negara telah melakukan pembicaraan dalam beberapa tahap sejak 2013 dengan nilai kesepakatan diperkirakan mencapai US$ 342 juta.
Pada acara DSA 2014 Internasional Arms Forum di Malaysia, Angkatan Laut Malaysia menyatakan minatnya untuk membeli kapal selam ini. “Komandan Angkatan Laut Malaysia mengunjungi display kami dan menyatakan minat terhadap kapal selam Amur-1650 kami,” kata juru bicara Rosoboronexport sebagaimana dikutip Rossiskaya Gazeta.
Kapal selam listrik diesel Amur-1650 dikembangkan oleh biro desain Rubin. Selain pembangkit listrik udara-independen, kapal selam ini dilengkapi dengan generator diesel reguler dan satu set akumulator.
Ketika di permukaan kapal selam akan menggunakan tenaga diesel-listrik, dan akumulator serta pembangkit listrik udara independen akan digunakan ketika menyelam. Dengan demikian, kapal selam jenis ini memiliki spesifikasi teknis seperti kapal selam bertenaga nuklir.
Dibandingkan dengan pendahulunya, kapal selam Amur-1650 mampu menembakkan enam rudal secara bersamaan dan memiliki sistem hidroakustik dengan sonar yang unik untuk mendeteksi target suara rendah pada berbagai jarak.
Fitur utama dari Amur-1650 adalah super senyap. Menurut para ahli, ketenangan kapal selam baru ini melebihi kapal selam dari kelas Varshavyanka (proyek 636) dan diyakini sebagai kapal selam paling tenang di dunia. Amur-1650 memiliki panjang 66,8 meter dan lebar 7,1 meter.
Ketika menyelam, kapal selam bisa mencapai kecepatan 21 knot (39 kmh) pada jarak 650 mil. Kapal selam itu bisa berada di kedalaman 250 meter. Persenjataannya termasuk 18 torpedo dan 10 rudal vertikal berbasis silo. [sputnik]

Garudamiliter.blogspot.com

Kamis, 13 Februari 2014

Perkiraan Kekuatan Kapal Selam TNI AL 10 Tahun ke Depan


Kapal Selam Kilo Class, Rusia
Kapal Selam Kilo Class
Menghadapi perkembangan situasi geopolitik di kawasan Asia Pasifik yang sering beruba-ubah, maka Indonesia khususnya TNI harus siap menjaga kedaulatan NKRI.
Pada tahun 2008 pemerintah kembali menegaskan komitmennya untuk membangun kekuatan pertahanan Negara dengan memasukan istilah kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Forces) dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No.7/2008 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara.
Point 9 dalam Perpres tersebut yang membahas mengenai kebijakan pembangunan pertahanan nasional menyebutkan bahwa:
“Pembangunan Komponen Utama didasarkan pada konsep Pertahanan Berbasis Kemampuan (Capability-based defence) tanpa mengesampingkan kemungkinan ancaman yang dihadapi serta tahap mempertimbangkan kecenderungan perkembangan lingkungan strategik. Pelaksanaannya diarahkan kepada tercapainya kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force), yakni tingkat kekuatan yang mampu menjamin kepentingan strategis pertahanan yang mendesak, Pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan peralatan lain diprioritaskan untuk menambah kekuatan pokok minimal dan/atau mengganti Alutsista/alat peralatan yang sudah tidak layak pakai”
Saat ini TNI AL memiliki kekuatan dua armada tempur yaitu armada barat dan timur dengan alutsista utama 154 KRI , 209 KAL, dan dua divisi Marinir. Salah satu kekuatan yang disiapkan adalah armada kapal selam.
Sampai tahun 2014 ini, TNI AL hanya mengandalkan 2 kapal selam Nanggala Class. Salah satu andalan pemukul armada TNI AL ini adalah KRI Nanggala. KRI Nanggala ini pada 4 tahun lalu diperbaiki menyeluruh (overhaul and retrofit) selama 24 bulan di Dermaga Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. Sistem manajemen tempur dan operasi kapal selam kelas U-209/1300 itu diperbarui memakai sistem dari Norwegia.
Sistem baru KRI Nanggala-402 diterapkan dari teknologi manajemen tempur dan operasi dari Norwegia. Teknologi digital itu memungkinkan komandan kapal mengambil keputusan secara lebih cepat, efisien dan tepat atas posisi dan kedudukan kapal terhadap sasaran yang dituju.
Dengan sistem  baru ini, kapal selam bisa meluncurkan empat torpedo secara salvo pada selang waktu sangat rapat. Kapal selam sepanjang 59 meter ini memiliki delapan tabung peluncur torpedo pada ujung haluan utamanya.
Indonesia juga tengah membangun tiga kapal selam baru bersama Korea Selatan dengan skema transfer of technology(ToT). Kapal selam (KS) kelas Chang Bogo (CBG) milik Korea Selatan aslinya merupakan KS Tipe 209/1200 yang diketahui telah menerima berbagai modifikasi kelas berat, sejak permulaan abad 21 diantaranya, termasuk penambahan panjang lambung kapal menjadi setara KS Tipe 209/1400 dan Tipe 209/1500*, kemampuan untuk meluncurkan rudal sub-Harpoon, penggunaan sistem AIP juga sistem akustik penangkal torpedo baru (Torpedo Acoustic Counter Measures / TACM) yang dikembangkan secara mandiri oleh Korea Selatan.
Selain kemampuan untuk meluncurkan peluru kendali dan perangkat sonar yang lebih canggih, dari segi ukuran fisik Chang Bogo lebih besar 100 ton dibanding KRI Cakra dan KRI Nanggala yang memiliki kelas bobot 1.300 ton. Tidak hanya itu, CBG dapat dilengkapi dengan torpedo kelas berat, buatan Korea Selatan – White Shark (Baek Sang Eo Torpedo) yang juga memiliki kemampuan meluncurkan rudal anti kapal permukaan Hae Sung .  Tidak lupa pemasangan sonar pada sisi lambung kapal selam telah direncanakan untuk pengembangan lebih lanjut.
Harapan Kekuatan Pemukul Bawah Air TNI AL Mendatang.
Menurut  KSAL Laksamana (TNI) Marsetio sebagai negara kepulauan, Indonesia idealnya memiliki 12 kapal selam sesuai target kekuatan pokok minimal (minimum essential force/MEF).
Indonesia tampaknya dalam waktu dekat diperkirakan membeli dua kapal selam kelas 877EKM dari Rusia dengan senjata  andalan Club – S sebelum pergantian Kepemimpinan di Indonesia tahun 2014. Kemungkinan besar mengambil kapal selam kelas 877 punya Angkatan Laut Rusia.
Langkah pemerintah yang mempertimbangkan untuk menerima tawaran kapal selam dari Rusia sangat masuk akal. Pasalnya, kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) jenis kapal selam mendesak bagi Indonesia, untuk mengamankan tiga jalur laut internasional, yakni alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) I, II dan III.
Kebutuhan 2 kapal selam kilo ini sangat mendesak dan pada tahun 2014 akhir atau 2015 awal, diharapkan sudah ready di pangkalan Palu. Termasuk untuk mengantisipasi perkembangan LCS dan 3 antisipasi ancaman dari Selatan.
Kapal Selam kelas 877EKM Rusia
Kapal Selam kelas 877EKM Rusia

Rudal Club S
Rudal Club S

Sampai dengan tahun 2014 ini, kita mempunyai 2 kapal selam  cakra class, pengadaan 3 kapal selam baru bersama Korea Selatan dengan skema transfer of technology(ToT), dan terakhir pengadaan 2 kapal selam  rusia kelas 877EKM (kemungkinan besar bekas Angkatan Laut Rusia bukan versi ekspor /EKM). Diharapkan pada mef 1 ini Indonesia telah memiliki 7 kapal selam dengan rincian: 2 kapal selam cakra class (ready), 3 proses produksi changbogo class dan 2 proses pengadaan kilo class.
Sesuai target MEF yang ingin dicapai, Indonesia masih butuh 5 kapal selam lagi. Walau belakangan ini ada tawaran 10 kapal selam bekas dari Rusia tipe Kilo, alangkah baiknya untuk dipikir masak-masak, karena pada tahun 2020 ke depan, di kawasan ini banyak berkeliaran kapal selam tetangga yang masih  baru, kinyis-kinyis, canggih dan hasil pengadaan baru.
Alangkah baiknya khusus pengadaan 5 KS baru pada MEF 2, bukan dari jenis Kilo, apalagi bekas karena kita harus melihat unsur life time KS tersebut.
Indonesia bisa beralih ke AMUR 1650 SUBMARINE (versi ekspor terkenal nama Lada  class yaitu versi modern dari Kilo class) atau memilih kapal selam  TYPE 214 SUBMARINE  Jerman. China calon penguasa Asia Pasifik saja, memesan KS lada class dan SU-35 dari Rusia pada tahun 2013. Dengan pengadaan kapal selam sekelas Amur 1650, maka In sya’a Allah kita bisa  mengungguli kemampuan alutsista, khususnya kapal selam punya tetangga baik sebelah utara  maupun selatan.
Dengan syarat-syarat tertentu untuk KS dari Rusia, lebih cocok memilih Amur 1650 submarine class dibandingkan Amur 950 class. Hal itu tampak mulai tahun 2007/2008 Indonesia jatuh hati pada 2 KS Kilo 877 EKM dan 5 KS Amur 1650 class.
Kapal Selam Rusia, Lada Class
Kapal Selam Rusia, Lada Class
amur-class
Amur  1650  Class


Selain amur 1650 class, ks type 214 submarine bisa menjadi pilihan utama. Nah di sini  kalau TOT KS changbogo korsel berjalan lancar dan pada tahun 2018 PT PAL bisa membuat sendiri dengan lisensi dari Korea Selatan, maka  untuk produksi kapal selam berikutnya pemilihan  alternatif  KS tipe 214 submarine bisa menjadi pilihan. Dengan demikian ada kesinambungan program kemandirian alutsista, khususnya kapal selam yang diproduksi oleh Bangsa Indonesia sendiri. Apabila kemandirian telah tercapai maka 2 ks cakra class pada tahun 2020 sudah waktunya diturunkan kelasnya menjadi ks latih dan diganti oleh produksi bangsa Indonesia sendiri.
Tipe 214 Submarine Class



Perbandingan Amur 650 Class  Submarine dengan Type  214  Class  Submarine.
performance
firepower
sensorsystem
SIZE
Jumlah ideal sesuai target MEF adalah 12 ks sampai tahun 2024, namun dengan adanya penambahan 5 unit kapal selam (Changbogo dan Kilo) ini merupakan “hawa sejuk” bagi TNI-AL, untuk mencukupi standar kekuatan minimum-nya dalam menjalankan tugas menjaga perairan nusantara. Dan kami harapkan  pengadaan baru pada MEF 2 nanti, kami usul 3 ks amur 1650 class dan 2 ks tipe 214 class.
Semoga kemandirian alutsista yang  diprogramkan Indonesia tetap berjalan sesuai dengan track yang benar dan lurus, dan semoga pergantian Kepemimpinan Nasional Indonesia tetap membawa Bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai, lebih maju dalam semua bidang kehidupan.

JKGR.

Senin, 09 November 2015

TNI AL di antara, Kapal Selam Kilo, Lada, dan Amur

Pandangan Umum
Pemerintah melalui Kemenhan telah memtuskan untuk kembali melanjutkan rencana pembelian Kapal Selam baru  dari Rusia. Ada pun yang dipilih adalah tipe Kilo class, Amur class  atau  Lada class  yang semuanya mempunyai  kemampuan menembakan rudal  dari dalam laut  ke udara atau darat.
Sementara jika kita lihat kembali ke  sejarah  awal,  rencana pembelian sudah dianggarkan pada tahun 2003  oleh mantan Presiden Megawati melalui kredit export dan  perkembangan selanjutnya ditindaklanjuti  oleh mantan Presiden  SBY dengan kredit export baru dari Rusia  untuk pembelian 4 unit Kilo class submarine  dan Sukhoi SU-30MK. tahun 2005-2007.
Namun perkembangan selanjutnya tidak jelas, apakah pembelian tersebut sudah terjadi atau tidak, serta apakah telah  dilakukan  pengiriman ke pihak TNI AL atau belum. Beberapa  bocoran dan clue ada yang menyatakan  sudah dikirim dan menjadi rahasia negara yang tidak boleh dipublikasikan. Namun  ada juga menyatakan  kita hanya menyewa.
Lalu atas dasar itulah maka pemerintah kembali menyatakan akan membeli beberapa unit kapal  selam  Kilo atau Amur  dari Rusia dengan alasan “KITA SUDAH BIASA MENGUNAKAN  DAN SUDAH FAMILIAR DENGAN KAPAL SELAM DARI RUSIA”  hal  ini  mirip dengan pernyataan dari TNI AU yang menyatakan akan membeli  pesawat tempur Sukhoi dan F-16 dengan alasan sudah terbiasa mengunakannya. Jadi tidak salah jika TNI AL akan membeli kapal selam  dari Rusia  karena sudah terbiasa mengunakannya.
 
 Dalam sebuah berita dari kantor berita Rusia, ITAR-TASS menyebutkan TNI AL tertarik dan telah memesan beberapa kapal selam kelas kilo class ,lada class  dan Amur-class 1650 / amur 950 dengan VLS. Hal ini  disampaikan Direktur Rosoboronexport  sendiri. Prosesnya kita  tunggu pertemuan dengan pemerintah Indonesia  dalam waktu dekat dan kita siap memberikan apa yang diminta oleh sahabat kita Indonesia dan akan kita beri yang terbaik  untuk sahabat kami.
Ibarat   sebuah istilah yaitu  “PALUGADA” yang artinya  ” apa yang elu mau  gue ada” hal ini ditujukan  Rusia  kepada  Indonesia. Mau  cash  boleh, mau utang  boleh, mau barter  boleh. “everything you can eat” , sebuah anekdot atas gampangnya metode pembayaran yang ditawarkan oleh Rusia.
 
Sementara itu  dari Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Pertananan membenarkannya. Menhan Ryamizard Ryacudu pernah  menyatakan, ketertarikannya  pada kapal selam produksi  Rusia yang mampu menembak rudal dari dalam laut ke udara/daratan, serta beberapa model lainnya yang mempunyai teknologi tinggi dan menjadi idaman TNI AL. “Kita minta yang tercanggih dan barang baru” bukan  bekas. Kira kira begitu ungkapannya. Dananya sudah  kita siapkan.

 
Sumber lain dari media lokal juga membenarkan hal tersebut “Untuk rencana pengadaan kapal selam produk Rusia masih dalam tahap pengkajian. Tapi belum ada pembicaraan terkait model kapalnya  (kilo,lada atau amur)  yang akan di pilih maupun pendanaannya dan skenario pengadaannya,(pengiriman) menunggu  keputusan dari pemerintah R.I.
 
Hal ini  mungkin didasarkan atas momen gagalnya mengakuisisi (memperoleh) Kapal Selam Kilo 2 unit bekas Rusia, beberapa  waktu lalu yang saat itu delegasi dipimpin sendiri oleh Pak Ade Supandi  yang sekarang menjadi KSAL, dan alasan lain Kemenhan masih mencoba memilih milih versi apa yang akan dibeli. Yang pasti itu barang baru alias bukan bekas. Namun prosesnya  itu akan disesuaikan dengan anggaran yang ada  karena mahalnya harga kapal selam  baru  jika di banding barang bekas.

“Masih kita pelajari, yang bekas dari segi ekonomi tidak jadi pilihan. Kita bisa beli, tapi belum tentu bisa merawat, makanya kita kaji. Tapi kita sesungguhnya menginginkan itu untuk laut dalam. Tapi uang kita masih di tipe laut dangkal. Kalau ekonomi semakin membaik, diharapkan pemenuhan 12 kapal selam bisa terpenuhi,” karena kita akan beli  yang baru dan hebat karena mampu meluncurkan rudal dari dalam laut  untuk menembak kapal permukaan dan pesawat terbang. kata seorang pejabat KeMenhan  

Aspek Kawasan
Memanasnya LCS juga mengundang kehadiran kekuatan negara negara besar seperti  Amerika, Jepang, Australia ikut bermain. Lalu hal ini dilihat pemerintah Indonesia sebagai  lampu kuning yang mengharuskan kesiapan negara pada umumnya dan TNI pada khususnya  untuk bersiap sedia payung sebelum hujan. Yang artinya bersiap sebelum pecah  konflik. Jangan sampai setelah terjadi konflik baru sibuk belanja alutsista.
LCS yang 99% adalah lautan adalah medan yang cocok untuk diterjunkannya kapal selam baik untuk  pengawasan ataupun patroli. Menurut pengamat militer dari Amerika Serikat, mantan  kepala staff Armada Gabungan mengatakan, perang di LCS adalah perangnya kapal selam, kapal permukaan. Jadi  siapa  yang berkuasa di laut maka akan berkuasa di LCS.
Jadi  tidak salah jika TNI AL mengingikan alusista kapal selam  yang canggih  untuk memodernisasi alusistanya. Sehingga  keinginan untuk memiliki  kapal selam canggih adalah suatu keharusan yang tidak  bisa di tunda lagi.sebelum bom  waktu  LCS meledak.
Jadi  jika  melihat  ke depannya maka  jika boleh menebak Kapal selam apa yang akan dibeli  TNI AL, maka  kemungkinan  besar  adalah  tipe  Amur class  dengan  VLS.  Hal  ini  dilihat  dari silsilah  kapal selam  itu sendiri, di mana  kapal selam Kilo merupakan  nenek  moyang  kapal selam AIP  yang sangat sunyi, yang dijuluki  NATO “black hole” dari  Rusia, lalu dari pengembangannya lahirlah Lada class dan KS Amur class -1650  / Amur -950
Tentang Amur class -1650 dan 950
Kapal Selam kelas Amur-1650 /950 adalah versi ekspor kelas Lada yang lebih canggih atau Kapal Selam Kilo modern yang telah ditingkatkan kemampuan acoustic stealth-nya, AIP, dan sistem persenjataan dengan teknologi terbaru  untuk  laut dalam
 
Amur-  class bisa bertugas pada segala cuaca. Di laut dangkal maupun dalam selama 45 hari tanpa kembali ke pangkalan.serta mampu di persenjatai dengan  rudal taktis jarak jauh dan mematikan. karena kilo atau amur dibutuhkan oleh TNI AL untuk melakukan pengamanan di laut dalam. Sementara untuk laut dangkal kita akan pakai produk yang dari Korea Selatan.



 
Melihat wilayah laut Indonesia yang 50 persen mempunyai kedalam rata-rata di bawah 100 meter, Indonesia juga memerlukan kapal selam kecil (midget). Untuk memenuhi kapal selam kecil, tim dari BPPT dan Dislitbang TNI AL telah mengembangkannya, namun  untuk mewujudkan kedalam prototipe butuh  dukungan dana dari pemerintah.


Kapal selam yang dirancang Rubin Central Design Bureau ini memiliki panjang 66,8 meter, tinggi 6,4 meter dan bisa menyelam dengan kedalaman hingga 300 meter. Kapal selam diesel ini bisa meluncurkan hingga 18 torpedo dan menembakkan rudal jelajah tipe Club-S dengan jarak 300 km.
 
Sambil menungu kedatangan  KS Rusia,  sementara TNI AL harus tetap  tabah  sampai akhir dengan KS Cakra dan Nanggala kebanggaan bangsa Indonesia.

Terimakasih
oleh : Telik Sandi / JKGR.

Selasa, 01 Oktober 2013

Kapal Selam Lada: Dirancang untuk Bertahan dan Menang

Kapal selam Lada next generation "Amur-1650" (Foto:one half 3544/wiki)
 
Kapal selam diesel-listrik kelas Lada dirancang oleh Rusia untuk menghadapi kapal selam dan kapal permukaan, mempertahankan jalur dan pangkalan angkatan laut, serta untuk misi pengintaian.
 
Yury Dolgoruky, kapal selam pertama dari kelas Borey saat ini sudah dioperasikan Angkatan Laut Rusia, dan kapal-kapal selam dari kelas yang sama yaitu Alexander Nevsky dan Vladimir Monomakh dijadwalkan akan dikirimkan pada akhir tahun depan. Ketiga kapal selam tersebut bertenaga nuklir, mengapa Rusia masih membutuhkan kapal selam non-nuklir seperti kapal selam kelas Lada?

Dalam kerangka program persenjataan Rusia, ada rencana untuk membangun dua puluh kapal selam diesel-listrik pada tahun 2020. Empat belas diantaranya adalah modifikasi dari kapal selam kelas Lada sebelumnya dan sisanya merupakan proyek kapal selam diesel-listrik baru.

Lada terbaru adalah Lada generasi keempat yang dikembangkan oleh Biro Desain Rubin Rusia. Ini menjadi wujud pengalaman panjang yang diperoleh selama pengembangan dan perbaikan kapal selam Lada generasi kedua dan ketiga, yang notabene sudah menjadi kapal selam best-seller di pasar persenjataan laut global.

Desain dan kemampuan kapal selam non nuklir (diesel-listrik) menjadikannya baik untuk dioperasikan di perairan pantai dan lepas pantai Rusia, termasuk kawasan Baltik dan Laut Hitam. Kapal selam Lada tidak hanya mampu untuk mempertahankan pangkalan-pangkalan dan pantai, namun juga untuk mencari dan menghancurkan kapal selam dan kapal permukaan musuh.
Proyek kapal selam Lada pertama diluncurkan pada 1980-an. Proyek teknis pertama disetujui pada 1993, dan upgrade signifikan terjadi pada tahun 1997
Negara-negara asing sudah menunjukkan minat tingginya pada kapal selam hasil rancangan Rubin ini. Terutama saat pemeran LIMA 2013 di Malaysia, dimana disini banyak perwakilan negara-negara dari kawasan Asia Pasifik. Pada tahun 2030, wilayah ini (Asia pasifik) diperkirakan akan menjadi pasar lebih dari setengah kapal-kapal selam non-nuklir di dunia. Ini utamanya disebabkan oleh fakta bahwa kapal selam kelas Lada atau disebut juga Amur (versi ekspor) memiliki keunggulan signifikan atas kapal-kapal selam dari Eropa - mampu menyerang dengan rudal secara voli. Rudal dan torpedo otomatis dengan kekuatan mencolok telah diaplikasikan pada Lada, ini belum pernah ada untuk kapal selam yang berbobot sejenis.

Kapal selam lada adalah kapal selam single-hulled, dengan bobot minim menjadikan tingkat kebisingan terminimalisir sekaligus meningkatkan kekuatan propulsinya. Kelas ini menjadi penggunaan yang pertama kali Rusia sejak tahun 1940 untuk desain mono-hull.

Menurut kepala desainer Lada, Igor Molchanov, desain Lada ini telah mengurangi bobotnya, lebih sedikit membutuhkan bahan baku logam, biaya konstruksi rendah, namun kinerja akustiknya ditingkatkan dan membuatnya menjadi silent.

Molchanov mengatakan kapal selam Lada generasi keempat ini memiliki sejumlah perbedaan mendasar dari kapal selam Lada generasi ketiga. Lada yang baru atau Amur (versi ekspor) dilengkapi dengan rudal dan torpedo yang kuat. Sementara rudal jelajah untuk versi Lada sebelumnya hanya dapat ditembakkan dari dua tabung, maka rudal jelajah pada Lada generasi keempat dapat ditembakkan dari semua tabung (6 tabung). Selain itu Lada terbaru memiliki tingkat kebisingan intrinsik yang rendah. Akhirnya, dibandingkan dengan kelas Lada sebelumnya, Lada terbaru memiliki daya jelajah yang lebih jauh dan setidaknya memiliki umur pakai minimal 25 tahun.

Lada juga dilengkapi dengan Lira, sebuah perangkat sonar canggih dengan sistem antena, yang mana di area permukaan bisa disamakan dengan sonar yang digunakan kapal selam nuklir. Fungsi vital kapal selam ini dijalankan oleh sistem otomatis yang komperehensif guna mengendalikan peralatan teknis serta semua fungsi yang terkait dengan persenjataan.

Kapal selam kelas Lada juga berpotensi besar untuk bisa terus dikembangkan, khususnya untuk perangkat elektroniknya. Proyek ini sendiri berpeluang besar untuk mengupgrade sistem elektroniknya. Selain itu Biro Desain Rubin memenuhi keinginan pelanggan untuk membuat kapal selam atau fitur kapal selam yang mereka inginkan.

Kapal Selam Amur 1650 (Lada next generation)
ProdusenBiro Desain Rubin
HargaUS$ 100 juta ? (Wikipedia)
Panjang
66,8 m
Lebar
7,1 m
Bobot1.765 ton?
Kecepatan20 knot
Daya selam
300 m
Jangkauan
7.000 km (pada kecepatan 10 knot)
Daya tahan di laut
45 hari
Kru35
Persenjataan
  • 6 tabung 533 mm
  • 18 torp
  • 10 silo vertikal untuk rudal BrahMos
 

Senin, 07 Juli 2014

Road Map Kapal Perang PT PAL

 
Kapal Selam Amur 1650 Rusia (photo:ckb-rubin.ru)
Kapal Selam Amur 1650 Rusia (photo:ckb-rubin.ru)

Dalam pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI Angkatan Laut, PT PAL Indonesia memiliki rencana Program menengah 5 tahun dan Jangka Panjang 25 tahun. Hal tersebut disebutkan dalam lokakarya rencana induk pemenuhan ALPAHANKAM pertengahan April lalu di Kementerian Pertahanan.
Dalam program jangka menengah 5 tahun, PT PAL ditargetkan dapat menciptakan sendiri desain frigate nasional pada 2017, sementara program jangka panjang 25 tahun, persero ini akan menciptakan desain kapal selam di tahun 2022.
Proses pengadaan kapal perang untuk TNI-AL disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi geografi indonesia. Untuk mendapatkan kemampuan itu, PT PAL Indonesia melaksankan kerja sama dengan galangan kapal asing, seperti DSNS Belanda dalam produksi bersama kapal PKR 105m frigate class. Kerja sama itu dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan teknologi / transfer of technology.
PT PAL Indonesia sebagai Industri pertahanan dan Lead Integrator mempunyai tuntutan untuk dapat menguasai teknologi platform dan combat management system, terutama penguasaan konfigurasi sistem persenjataan dan integrasinya.
Dalam pembangunannya, kapal perang tidak dapat disamakan dengan pembangunan kapal komersial. Perbedaannya terletak pada desain platform kapal yang harus dapat memenuhi requirement meletakan persenjataan dalam hull desainnya.
Selain itu, dalam membuat desain platform kapal perang harus melihat pula beberapa pertimbangan kemampuan kapal untuk tetap dapat bertahan dalam kondisi di luar normal, seperti efek persenjataan musuh, serangan atas air, pengaruh internal dan eksternal blast, underwater explotions, shock, serta sisa tegangan saat penembakan rudal dari kapal.
Dewasa ini, dalam pembangunan kapal perang yang disesuaikan dengan kebutuhan, banyak kapal perang yang dapat dikembangkan persenjataannya dalam artian plug and play. Bukan hanya itu, kapal-kapal perang tersebut meningkatkan kemampuan stealth guna mengurangi deteksi radar.
Tidak hanya pada sisitem persenjataan dan sistem stealth, melainkan juga meningkatkan kecepatan kapal dengan kemampuan mencapai 40 knots. Hal tersebut mendukung tactical advantages, namun maintenance lebih terhadap kapal yang memiliki kecepatan tinggi ini sering dilakukan pada hull akibat flamming response dan fatigue strength atau kelelahan material karena guncangan pada struktur kapal yang dilaju pada kecepatan maksimal.
Dengan kata lain, galangan kapal industri pertahanan harus mampu membuat konfigurasi sistem persenjataan yang dimaknai dengan seluruh sistem persenjataan yang terpasang di kapal sangat terkait hull perfomance kapal. (jurnalmaritim.com).

Senin, 05 Oktober 2015

Transfer Teknologi Militer Rusia ke Indonesia

  Kapal Selam Amur 1650 Rusia (photo:ckb-rubin.ru)
Kapal Selam Amur 1650 Rusia (photo:ckb-rubin.ru)

Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Ryamizard Ryacudu ingin lakukan kerjasama dengan Pemerintah Rusia secara langsung tanpa adanya pihak-pihak yang tidak berkepentingan, sehingga tidak terganggu dengan masalah-masalah lain. Menhan memberikan tanggapan yang positif kepada Pemerintah Rusia yang hingga kini tetap bersedia mengadakan kerjasama di bidang pertahanan secara langsung dengan Pemerintah Indonesia.

“Saya tidak mau hubungan kerjasama ini terganggu masalah-masalah lain oleh pihak-pihak yang sebenarnya tidak perlu, akan tetapi jika seperti begini bagus,” Ungkap Menhan.

Hal ini disampaikan Menhan RI Ryamizard Ryacudu kepada Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin, Kamis (28/5) ketika bertemu di Kantor Kemhan, Jakarta.

Tanggapan positif dari Menhan Indonesia itu disampaikan setelah mendengarkan dari Dubes Rusia bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin, menanyakan langsung bagaimana perkembangan kerjasama persenjataan antara Rusia dengan Indonesia.

Menurut Dubes Rusia, Presiden Vladimir Putin juga memberikan instruksi kepada semua pihak di Rusia supaya lebih banyak memperhatikan masalah yang berkaitan kerjasama industri pertahanan dengan menggunakan Offset dan Transfer Of Technology (ToT).

Menurut Dubes Rusia dengan adanya instruksi dari Presiden Vladimir Putin tersebut, Rosoboronexport mendapat dukungan sepenuhnya dalam peningkatan kerjasama antara Rusia Indonesia.


ryamizard-dubes-rusia

Pada kesempatan pertemuannya dengan Menhan RI, Dubes Mikhail Y. Galuzin juga menyampaikan akhir-akhir ini Delegasi Rosoboronexport Rusia telah melakukan beberapa pertemuan dengan pihak Kementerian Pertahanan RI dan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) guna membicarakan perkembangan proyek-proyek kerjasama yang telah berjalan diantara kedua negara.

Pertemuan antara Rosoboronexport dengan Kemhan RI juga membahas secara detail mengenai peraturan yang berkaitan dengan Offset.

Dari pihak Industri Rusia sendiri juga sudah mendapat gambaran yang cukup jelas mengenai kebutuhan dan kemampuan industri Indonesia. Untuk itu pihak Rusia memiliki minat untuk melakukan penawaran yang kongkrit mengenai peningkatan tingkat kerjasama antara industri pertahanan Rusia dengan Indonesia.

“Selama ini pada tingkat ahli kedua pihak telah ada saling pengertian yang sangat baik dan dijadikan dasar yang kuat untuk kerjasama kedua negara, oleh karena itu pihak Rosoboronexport siap melakukan semua kesepakatan kerjasama dengan Kementerian Pertahanan Indonesia, “ Ungkap Dubes Rusia.

Kemhan.go.id

Kamis, 12 Desember 2013

Pembangunan Kapal Selam “Masuk Jalan Tol”


Kapal Selam Amur-1650 Class  Rusia
Kapal Selam Amur-1650 Class Rusia

Kementerian Pertahanan tampaknya melakukan tancap gas untuk pengadaan kapal selam Indonesia, menjelang bergantinya pemerintahan pada 2014 nanti. Setelah mendapatkan tawaran kapal selam dari Rusia, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengadakan rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR. Rapat itu membahas tentang infrastruktur pangkalan kapal selam di Indonesia.
“Kami kan mau bangun kapal selam di Indonesia dan membutuhkan infrastruktur, butuh dana. Nah dananya dari mana kan kita enggak tahu. Jadi itu yang kami bahas,” ujar Purnomo di Gedung DPR RI, Jakarta, (11/12/13).

Dalam rapat ini Menteri Pertahanan juga membahas rencana pembelian kapal selam dengan Rusia dengan harga mencapai angka 300 juta dollar amerika.
“Kami sampai saat ini masih membicarakan dengan Rusia mengenai pembelian ini,” ujar Menteri Pertahanan.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, mengatakan, pembelian kapal selam di Indonesia merupakan langkah strategis Indonesia di bidang pertahanan laut. Untuk itu, pihaknya perlu membahas ini dengan pihak-pihak terkait. “Ya itu merupakan satu pemikiran strategis yang masih butuh penyesuaian anggaran. Kapal selam rusia bisa 350 juta dollar AS lebih,” pungkasnya.

Mock-up Pesawat Tempur KFX Korea Selatan
Mock-up Pesawat Tempur KFX Korea Selatan

Selain membahas infrastruktur dan pengadaan kapal selam dari Rusia, menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membicarakan tentang kerjasama pembuatan pesawat tempur KFX/IFX Indonesia-Korea Selatan. Menurut Menhan, proyek produksi bersama pesawat temput KFX masih belum jelas. Namun Menhan Purnomo Yusgiantoro menyebut Korea Selatan telah memberi lampu hijau.
“Untuk KFX sudah ada green light dari Korsel, mereka bilang mau diterusin,” ujar Purnomo usai rapat bersama di Komisi I, di Gedung DPR, Jakarta, 11/12/2013.
Meski yakin sudah diberi lampu hijau, namun Menhan belum bisa memastikan kapan proyek itu dimulai. Alasannya, hal itu masih dibahas oleh parlemen Korsel. “Ini sudah dapat laporannya, keputusannya nanti tergantung kongres, tergantung parlemen sana,”
Menhan mengatakan, karena sudah mendapat sinyal, para teknisi pun kembali dipersiapkan. “Ini kan prosesnya ada di Bandung juga dan kita masih tahap pengembangan,”.
Joint production ini sebelumnya sempat berjalan mulus. Tetapi pada tahun 2013 Korsel menyatakan menunda 1,5 tahun proyek ini.

Kapal Selam Changbogo tipe U209
Kapal Selam Changbogo tipe U209

Di tempat terpisah, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksda TNI Ir. Rachmad Lubis bersama Project Officer, mendampingi Kasal dalam Ceremony Steel Cutting Kapal Selam pertama dari kontrak pengadaan 3 unit Kapal Selam Diesel Electric DSME 209, Korea Selatan, 10/12/2013.
Acara steel cutting dihadiri Kasal, Kabaranahan Kemhan, Aspam Kasal, Project Officer Alutsista Matra Laut Kemhan, Kadisadal, Commodore Kim Dog-Ki (RoK Navy), Athan RI di Korea Selatan, Dirut PT. PAL dan Executive Vice President DSME. Pada kunjungan tersebut delegasi juga melaksanakan kunjungan dan pembekalan ke Satgas Proyek Pengadaan Kapal Selam Diesel Elektrik DSME 209 serta Tim Alih Teknologi dari PT. PAL.

Sabtu, 15 Agustus 2015

Indonesia Siapkan Dana Beli Jet Tempur dan Kapal Selam Rusia

  TNI Inginkan Pesawat Sukhoi SU-35
TNI Inginkan Pesawat Sukhoi SU-35
Pengeluaran untuk pembelian persenjataan Rusia telah diperhitungkan dalam anggaran Indonesia tahun 2015/2016, ujar duta besar Indonesia untuk Rusia, Djauhari Oratmangun, pada konferensi pers hari Kamis.
Untuk memastikan keamanan dari negara yang terdiri lebih dari 17.000 pulau, langkah-langkah keamanan khusus dibutuhkan, ujar duta besar. Ia mencontohkan rencana negaranya yang meningkatkan kemampuan pertahanan di tahun-tahun mendatang sehingga dapat menjamin integritas dan kedaulatan teritorial dan Rusia akan menjadi mitra terdekat dalam konteks ini, seperti yang sudah biasa terjadi.
Duta besar mengatakan jet tempur Sukhoi dikemudikan oleh pilot Indonesia, dan Angkatan Udara Indonesia memiliki Sukhoi Su-27 dan Su-30 dengan berbagai modifikasi pada peralatannya, menyebabkannya unggul dalam memenuhi tugas-tugas tempur dalam pengujian baru-baru ini.
Kapal Selam Amur 1650 Rusia
Kapal Selam Amur 1650 Rusia
Jet tempur itu dapat membuat serangan mendadak ke perbatasan Indonesia dalam batas waktu sesingkat mungkin dan menyelesaikan tugas operasional dengan segera. Pemerintah Indonesia telah memperhitungkan dana untuk membeli teknologi pertahanan Rusia, termasuk jet tempur, ke dalam anggaran tahun fiskal 2015/2016.
Diplomat itu berharap semua rencana pembelian senjata akan terwujud, meskipun pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan situasi ekonomi saat ini, dengan naiknya dolar AS dan melemahnya secara berkelanjutan mata uang Rusia dan Indonesia.
Pemerintah Indonesia dan Rusia juga membahas pasokan berbagai jenis persenjataan untuk Angkatan Darat dan Angkatan Laut, kata Oratmangun. “Kepala Staf Angkatan Laut Indonesia baru-baru ini telah melakukan kunjungan ke Rusia dan menunjukkan minat terhadap kapal selam Rusia dan telah melakukan tur pengenalan terhadap salah satunya,” kata Duta Besar Indonesia.

TASS

Sabtu, 21 Desember 2013

Pola Pembelian Alutsista Menuju Kemandirian

Proses Pemindahan MBT Leopard 2A4 TNI AD
Proses Pemindahan MBT Leopard 2A4 TNI AD

Pembelian alutsista yang deras akhir akhir ini, meninggalkan pola yang bisa dianalisa oleh pengamat militer dan para pecinta dunia militer. Tentu, pembelian alutsisita oleh pemerintah berdasarkan: Blueprint, Strategi Pertahanan serta Doktrin Induk Tentara Nasional Indonesia. Strategi Pertahanan Indonesia tak lepas dari Doktrin Induk yang merumuskan apa hakekat kepentingan pertahanan nasional, jatidiri/identitas militer/tentara (who we are ?) dan tugas militer/tentara (what do we do?).
Di bawah doktrin induk adalah doktrin dasar yang intinya berisi rumusan strategi untuk memaksimalkan pelaksanaan tugas pokok militer untuk mencapai tujuan pertahanan nasional. Misalnya, apakah akan menggunakan continental strategy atau defence in depth atau layered defence. Doktrin ini kemudian dijabarkan ke dalam postur dan struktur kekuatan (posture and force structure), dan penggelarannya.
Lapis berikutnya adalah doktrin operasional yang merujuk pada doktrin militer yang memberikan arah bagi penggunaan secara efektif dan efisien kekuatan militer dalam melaksanakan operasi militer, baik gabungan maupun kecabangan. Pada lapis ini, doktrin operasional mengidentifikasi karakteristik dasar masing-masing kekuatan yang mempunyai implikasi bagi pengembangan strategi dan operasi militer. Sedangkan Doktrin paling bawah dan operasional adalah pada tingkat taktis yang dikembangkan langsung untuk pelaksanaan operasi militer di lapangan.

kipam
Prajurit TNI AD (photo: Willy)

Sistim pertahanan Indonesia masih didasarkan atas doktrin pertahanan semesta (sishanta) dengan paradigma taktik perang gerilya. Doktrin ini dicopy oleh Singapura dan disebut strategi “total defence”. Demikian juga dengan negara-negara lain yang memiliki dinas wajib militer melalui sistem konskripsi (conscription ) atau mobilisasi.
Jika nantinya alutsista sudah lengkap (walau namanya tetap sishanta), tapi penerapannya akan menggunakan SISHANTA KEPULAUAN dengan menggunakan Gerilya laut dan Gerilya Udara untuk menangkal secara dini di wilayah maritim dan kontrol wilayah udara atas segala potensi ancaman.
Strategi pertahanan bila dilihat dari medan pertahanannya, jika musuh sudah mendarat dan memulai sishanta, berarti musuh sudah melewati dua medan lapisan .
Medan pertahanan dibagi menjadi 3 yaitu:
-Lapisan pertama adalah medan pertahanan penyanggah, berada di luar garis batas zona ekonomi eksklusif dan lapisan udara di atasnya.
-Lapisan kedua adalah medan pertahanan utama sebagai medan operasi, dari laut zona ekonomi eksklusif sampai dengan laut teritorial dan lapisan udara di atasnya.
-Lapisan ketiga adalah daerah-daerah perlawanan pada wilayah kompartemen strategis darat, termasuk wilayah perairan kepulauan dan lapisan udara di atasnya, meliputi daerah pertempuran, daerah komunikasi, dan daerah pangkal pertahanan dan perlawanan.
Lapisan lapisan tersebut tentunya bersentuhan dengan Pertahanan Laut dan Pertahanan Udara dan pertahanan darat Indonesia. Kawasan pertahanan udara ditentukan oleh Zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ – Air Defense Identification Zone), Daerah Terlarang, Daerah Terbatas dan Daerah Berbahaya.
Wilayah udara adalah ruangan udara di atas wilayah teritorial sebuah negara. Sedangkan zona Pertahan Laut pastinya ditentukan oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa 1982 tentang Hukum Laut (lihat UNCLOS 82) dan juga Landasan Kontinen yang diumumkan pada tanggal 17 Februari 1969 dan diundang-undangkan dengan UU no:1 tahun 1973.
Untuk itu, perlu alutsista yang bisa menjangkau lapisan pertama medan pertahanan penyanggah yang sementara bisa diwakili oleh Kapal Selam Killo, Heavy Fighter dan Pesud patroli maritim, Apache, MBT dan Javelin, sambil menunggu real fregat, destroyer dan rudal Sam Jarak Jauh atau bisa disebut alutsista berkemampuan heavy. Juga memerlukan alutsista medium untuk menjaga lapisan pertahanan lapis kedua serta alutsista yang light untuk mempertahankan lapisan pertahanan pertama.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro

Politik Luar Negeri Non-Blok dan Zero Enemy.
Indonesia menganut politik luar negeri non blok dan zero enemy sehingga bebas untuk belanja keperluan alutsista dari negara blok mana saja dan tidak terikat oleh suatu pakta pertahanan tertentu. kita bisa mencampurkan (gado gado) sistim alutsista kita. Selama ini banyak yang mencemoh kebijakan pemerintah dalam pengadaan alutsita, baik itu kubu yang pro produk dari barat atau kubu dari blok timur yang berpolemik dengan berbagai alasan tentang isu embargo.
Kita pernah diembargo oleh pihak barat beberapa kali dimulai embargo pada thn 1957 dengan terbatasnya kemampuan pesawat B-25 karena diembargo suku cadangnya dan juga embargo torpedo untuk kapal cepat kelas jaguar KRI macan tutul, padahal waktu Indonesia sibuk mengahadapi pemberontakan permesta dan menghadapi Trikora. Embargo selanjutnya pada tahun 1991 oleh Amerika Serikat setelah peristiwa Santa Cruzz, Dili yang ditutup dengan episode embargo militer pada tahun 1999, setelah jajak pendapat Timtim. Kita sudah pengalaman akan PAHITNYA EMBARGO.
Embargo Militer dari pihak Timur juga pernah kita alami saat penggantian orde lama ke orde baru. Saat itu pihak Uni Soviet memutuskan hubungan dikarenakan kecewa dengan Indonesia yang jatuh ke pelukan barat, sehingga membuat kekuatan militer kita dari yang terkuat di belahan bumi paling selatan, menjadi sebaliknya. Seharusnya saat itu Presiden Soeharto bisa memainkan kartu dan diplomasinya dengan CANTIK yaitu tetap Ideologi negara ini berpaling ke blok barat tetapi tetap mempertahankan kekuatan militernya yang dari blok timur yang sudah terbangun. Hal tersebut dilakukan oleh Mesir sehingga pihak barat tidak seenaknya mendikte kebijakan Mesir. Sementara Indonesia, kita membebek saja karena kekuatan militernya sudah dipaksa untuk dipreteli.
Pak Harto mulai sadar dengan membuka hubungan baik (PEMULIHAN) dengan pihak Uni Soviet diawali dengan berlangsungnya pertukaran nota pengesahan protokol pada 4 Juli 1968 di Jakarta yang membahas kewajiban pembayaran kembali hutang Indonesia kepada Uni Soviet, serta pemulihan kembali soal soal hubungan ekonomi antara kedua negaradan negara negara blok timur lainnya. Berlanjut ke persetujuan mengenai kerjasama ekonomi dan teknik dengan Rumania pada bulan september 1972 dan dengan Uni Soviet bulan Desember 1974, serta memulai kedekatannya dengan militer Rusia di era 1990, untuk penjajakan pembelian Pesawat Sukhoi 27 (setelah diembargo 1991). Mungkin Pak Harto di masa terakhir pemerintahannya menyesal dengan terlalu mempercayai pengadaan alutsista militernya terhadap blok barat.

Mendompleng MEF Menuju Kemandirian.
Dengan pengalaman merasakan pahitnya diembargo militer tentunya Indonesia sadar bahwa kita harus mandiri dalam pengadaan alutsista sehingga minim akan dampak dari embargo. Maka ada Undang undang yang wajib Transfer of Technology (TOT) untuk mendukung kemandirian dalam beralutsista.
Pertimbangan utama pemeritah membeli alutsista yaitu: life cycle maintanance cost, communalities dan stablished. Maka bisa dibaca dari pola pembelian alutsista kita yang bisa dibagi dengan kretria: Pembelian Alutsista kelas berat(heavy), alutsista menengah (medium) dan Alutsista ringan (Light).

Kapal Selam Amur 1650 Rusia
Kapal Selam Amur 1650 Rusia

Pembelian Alutsista Kelas Berat (Heavy).
Pembelian alutsista kelas heavy biasanya minim akan ToT. ToT hanya sekedar tingkat 1 yang meliputi bagaimana merawat dan mengoperasikannya dengan benar. Kalaupun ada ToT, maka diajari perbaikan yang kecil kecil misalnya menyambung kabel/sekring yang putus dll (troubleshooting).
Pemebelian Alutsista kelas Heavy di matra udara dengan membeli pesawat heavy fighter Sukhoi dengan minim ToT. Tujuannya mengejar ketinggalan alusista yang juga mempertimbangkan efek detteren karena kita belum punya alutsista itu. Keuntungan lain yang diharapkan dalam pembelian jet tempur Sukhoi adalah membuka konekvitas kita dengan negara produsen yaitu Rusia dan terbukti kita langsung mendapatkan kredit eksport dalam pembelian alutsisita ke Rusia.
Selain itu kita bisa membangun kedekatan dengan pihak pabrikan Sukhoi sehingga bila mungkin kita mempercepat pembangunan IFX untuk kemandirian agar bisa memakai mesin dan avionik Sukhoi yang dicangkokkan ke IFX.
Pembelian alutsista heavy di matra Laut saat ini, ada dua proyek dalam proses pengadaan, yaitu pembelian kapal selam Kilo dan Amur dan juga pembelian Real Fregat yang masih belum ditentukan kelas apa dan apakah beli baru atau bekas.
Pembelian alutista ini juga dengan tujuan membuka jaringan dengan galangan kapal militer Rusia untuk bisa mendukung, mengajari atau bisa mencontek teknologinya untuk proyek korvet nasional kita yang akan dibuat PT PAL.
Kita perlu banyak korvet kelas 100 meter untuk mengisi kekurangan fregat yang berpatroli di ZEE, maka kebutuhan Korvet kelas ocean going bisa mengisi patroli lapisan pertama untuk medan penyanggah.
Dari hal itu kita tidak akan heran bila nanti ada pengumuman pembelian korvet tiger class untuk penambahan korvet yang bisa ocean going, karena kita memang masih kurang dalam korvet tipe tersebut.
Demikian juga pembelian Kapal selam Kilo, kita ingin memperoleh teknologi Misile di bawah permukaan, yaitu Club S yang mungkin bisa diinstal dalam proyek kapa selam nasional oleh PT.PAL.

Pembelian Alutsista Heavy di Matra Darat
Pembelian alutsisita Tank MBT Leopard, Heli Apache dan ATGM Javelin, selain ita belum pernah punya alutsista heavy ini, kita juga ingin mendapatkan TOT. Keuntungan dalam pembelian ini, untuk bisa mencontoh bahkan mencontek teknologinya. Pembelian Leopard dan Marder diberi bonus blueprint marder sehingga bisa untuk pengembangan Tank medium/ringan Nasional.
Kita ke depan menginginkan setiap Kodam ada 2-3 Batalyon Kavaleri yang memakai Tank kombinasi MBT dan Medium juga Ringan. Maka untuk ke depan pengadaan tank akan dilayani oleh produk dalam negeri dari PT Pindad.
Kita tidak akan terkejut bila nantinya ada pengumuman pemerintah akan ada penambahan pengadaan Leopard dan membeli Tank MBT T series untuk kavaleri AD dan Marinir untuk unsur perimbangan teknologi barat dan timur. Dan pihak Tank MBT T series, akan produksi bersama di sini secara besar besaran.
Sedagkan untuk pembelian Apache dan javelin selain untuk mensejajarkan Indonesia dengan kawasan, juga ingin bisa mencontek teknologinya untuk pengembangan Helikopter Gandiwa PT DI dan pengembangan ATGM dalam negeri yang akan dirintis oleh PT Pindad.
Kita akan banyak memerlukan heli jenis serang ini, untuk mewujudkan konsep perang kavaleri modern, baik itu untuk matra darat maupun marinir.

Kemampuan baru Apache AH-64E-Guardian untuk meningkatkan operasi dibandingkan peningkatan persenjataan (photo: US Army)
Kemampuan baru Apache AH-64E-Guardian untuk meningkatkan operasi dibandingkan peningkatan persenjataan (photo: US Army)

Pembelian Alutsista Menengah (Medium)
Di dalam pembelian alutsista kelas medium, persyaratan ToT nya lebih keras, karena di kelas ini kita mampu untuk memulai memproduksi alutsista kelas medium. Dan sepertinya kita mempercayakan sebagian besar alutsista ini berasal dari Barat.
Di Matra Udara, pembelian alutsita medium diwakili akan diadakannya penggantian pesawat F 5 Tiger. Kandidatnya Euro Typhon, Rafaele, F-16 block 60 dan Saab Gripen.
Bila nanti pembelian mengerucut kepada Saab Gripen, kita tidak akan  heran dengan pertimbangan bahwa Gripen adalah pesawat yang murah biaya opersional dan perwatannya karena memakai singgle engine. Bila dikoneksikan dengan kemandirian alutsista, kita memilih Saab Gripen karena pihak produsen Saab menawarkan pengintregrasian sistim antara pespur, pesawat Aew&C, UAV dan Kapur.
Selain  itu kita juga mencapai tujuan strategis lainnya, yaitu untuk percepatan program pesawat tempur IFX. Bila IFX dipercepat maka yang paling masuk akal adalah kita akan menjadi PENJAHIT yang menggabungkan frame body, avionik dan mesin yang gado gado dari pihak barat dan timur yang MAU memberikan teknologinya untuk dipakai di IFX.
Pihak Saab adalah yang bisa dan sanggup mengajari cara menjahit frame body (bikinan dalam negeri), avionik (mungkin dari pihak sukhoi atau Saab) dan Mesin/Engine (Mungkin memakai Saturn).

Nakhoda-Ragam-Class-offshore-patrol-vessels111.jpg
Light Frigate Nakhoda Ragam Class

Pembelian Alutsita Medium di Matra Laut
Pembelian korvet sigma 10514 terus berjalan dengan opsi TOT, Damen Belanda (DSNS) akan mengajari cara menjahit kapal dengan sistim modulardan sudah bisa kita aplikasikan di KCR-60 dan KCR-40 dengan body diamond cut-nya.
Tujuan strategisnya, kita akan membangun sendiri korvet nasional 105 meter dan KCR dalam jumlah besar untuk mendukung  pengembangan tiga Komando Armada di bawah Komando Pertahanan Laut, yang  tiap Armada membawahi Guspurla dan Guskamla. Sedangkan Lantamal yang akan dikembangkan menjadi 14 di bawah kendali langsung Kohanla RI. Untuk proyeksi kekuatan laut ke darat, akan dikembangkan 3 Divisi Marinir, 3 Satlinlamil dan 3 Wing Udara.

Pembelian Alutsista Medium di Matra Darat
Pembelian Panser 6 roda Cannon Tarantula menimbulkan pertanyaan kenapa kita sudah punya anoa yang 6 roda, masih membeli tarantula. Tarantula termasuk AFSV (Armoured Fire Support Vehicle). Korps baret hitam kita telah memiliki panser kanon berkemampuan amphibi dan kanon kaliber 90mm. Sudah diuji di Jatiluhur dan kemampuan berenangnya memuaskan.
Sebelumnya di kelas ini memang akan dimasuki Anoa versi kanon 90mm, tapi lantaran prototipe-nya belum lulus pengujian, maka dibelilah Tarantula untuk menyempurnakan Anoa versi cannon dan Anoa yang berkemampuan ampihibi.
Pembelian Alutsista Ringan (Light) polanya saat ini mengutamakan produk dalam negeri bagi alutsista yang sudah dibuat oleh InHan kita. Sedangkan yang belum bisa diproduksi tetap mengimpor dari luar sambil menyerap teknologinya.
Selama ini pembelian alutsista masih terkesan gado-gado dan tidak berkonsep padahal tidak sepenuhnya begitu. Pemerintah dan Kemenhan CERDIK dengan strateginya di mana pembelian alutsista yang tujuan utamanya MEF adalah untuk mencukupi alutsista kita yang tertinggal dan banyak yang tua dan pemenuhan ”stopgap”, untuk kesiapan dalam “critical element of combat-ready forces”. Agar bila dalam dua tahun ke depan ada negara lain yang ingin mencoba bermain api, kita langsung bisa membalasnya dengan melemparkan sekuntum bunga beserta pot potnya.
Tujuan satrategis lainnya, untuk mendukung kemampuan Industri Pertahanan dalam negeri dalam penyerapan teknologi, enginering, cara menjahit dan pengintegrasikan dari berbagai macam teknologi, bahan baku TERBAIK dari masing masing alusista -baik dari blok barat ataupun timur. Kita akan mendapatkan suatu formula, racikan suatu alutsista produk dalam negeri yang KHAS RASA NASIONAL untuk disajikan kepada para user baik itu matra darat, laut dan udara sesuai doktrin dan strateginya, menuju KEMANDIRAN dalam beralutsista…amin (by Satrio)